Skip to main content

Full text of "KISAH PARA NABI & SAHABAT R.A ( S I R A H ) Vol.3 PDF DLL"

See other formats


Kisah  Nabi  Ayyub  Alaihis  Salam 


[ Indonesia -Indonesian-^oojJo}] 


Karya:  Dr.  Amin  bin  Abdullah  asy-Syaqawi 


Terjemah  : Muzaffar  Sahidu 
Editor  : Eko  Haryanto  Abu  Ziyad 


2010-  1431 


islamhouse, 


AjtUlj  » 


£•  .f" 

i 441^  ‘ 'n,  d,-ilas 


X^tj  j a)i  fi  :A^^j 

e- 

jljLjlfc  .iljj 


2010-  1431 

islamhouse, 


l 


Kisah  Nabi  Ayyub  Alaihis  Salam 

Segala  puji  hanya  bagi  Allah  SWT,  shalawat  dan  salam  semoga  tetap 
tercurahkan  kepada  baginda  Rasulullah  Muhammad  SAW,  dan  aku 
bersaksi  bahwa  tiada  Tuhan  yang  berhak  disembah  dengan  sebenarnya 
selain  Allah  yang  Maha  Esa  dan  tiada  sekutu  bagi  -Nya  dan  aku  bersaksi 
bahwa  Muhammad  adalah  hamba  dan  utusan  -Nya. 

Amma  Ba’du: 

AllahSWT  telah  menceritakan  kepada  kita  beberapa  kisah  nabi  dan 
rasul  di  dalam  kitab-Nya  yang  mulia  agar  dijadikan  sebagai  pelajaran,  ibroh 
bagi  kita,  meneguhkan  hati  Nabi  Muhammad  SAW,  memperkuat  keimanan 
orang-orang  yang  beriman  dan  sebagai  petunjuk  serta  rahmat  bagi  kaum 
yang  beriman.  AllahSWTberfirman: 


JijJas  ^£=^3  iLjo-  5^  ^ J)S!  ° -g-vO.yo'9  (j 


gjJLS  (J 


Sesungguhnya  pada  kisah-kisah  mereka  itu  terdapat  pengajaran  bagi 
orang-orang  yang  mempunyai  akal.  Al  Qur'an  itu  bukanlah  cerita  yang  dibuat- 
buat,  akan  tetapi  membenarkan  (kitab-kitab  ( yang  sebelumnya  dan 
menjelaskan  segala  sesuatu,  dan  sebagai  petunjuk  dan  rahmat  bagi  kaum 
yang  beriman.  (QS.  Yusuf:  111). 

Allah  SWT  berfirman: 


Dan  semua  kisah  dari  rasul-rasul  Kami  ceritakan  kepadamu,  ialah 
kisah-kisah  yang  dengannya  Kami  teguhkan  hatimu;  dan  dalam  surat  ini 


2 


telah  datang  kepadamu  kebenaran  serta  pengajaran  dan  peringatan  bagi 
orang-orang  yang  beriman.  (QS.  Hud:  120) 

Di  antara  rasul  yang  diceritakan  di  dalam  Al-Qur’an  adalah  Nabi  Ayyub 
alaihis  salam.  Allah  SWT  berfirman: 


jflo  (j^0  4_>  IjLaJLSo  4) 


O0I3  4_>j  i} 


dan  (ingatlah  kisah)  Ayub,  ketika  ia  menyeru  Tuhannya:  "(Ya  Tuhanku), 
sesungguhnya  aku  telah  ditimpa  penyakit  dan  Engkau  adalah  Tuhan  Yang 
Maha  Penyayang  di  antara  semua  penyayang".  Maka  Kami  pun 
memperkenankan  seruannya  itu,  lalu  Kami  lenyapkan  penyakit  yang  ada 
padanya  dan  Kami  kembalikan  keluarganya  kepadanya,  dan  Kami  lipat 
gandakan  bilangan  mereka,  sebagai  suatu  rahmat  dari  sisi  Kami  dan  untuk 
menjadi  peringatan  bagi  semua  yang  menyembah  Allah. (QS.  Al-Anbiya’:  83- 
84) 

AllahSWTberfirman: 


\jjt  j\  '-'42Jo  jj  I i}  (wJjj  I 

^ y ^ 

\i3u2>  x>-j  ’jj  ~ g*  a «j  aJ  ILj&jj 

iljl  oli^,  'f,  aS  ^ 4»l3 


ij  Aj  O 


Dan  ingatlah  akan  hamba  Kami  Ayub,  ketika  ia  menyeru  Tuhannya; 
"Sesungguhnya  aku  diganggu  setan  dengan  kepayahan  dan 
siksaan".  (Allah  berfirman):  "Hantamkanlah  kakimu;  inilah  air  yang  sejuk 
untuk  mandi  dan  untuk  minum.  Dan  Kami  anugerahi  dia  (dengan 
mengumpulkan  kembali)  keluarganya  dan  (Kami  tambahkan)  kepada  mereka 
sebanyak  mereka  pula  sebagai  rahmat  dari  Kami  dan  pelajaran  bagi  orang- 
orang  yang  mempunyai  pikiran.  Dan  ambillah  dengan  tanganmu  seikat 
(rumput),  maka  pukullah  dengan  itu  dan  janganlah  kamu  melanggar  sumpah. 
Sesungguhnya  Kami  dapati  dia  (Ayyub)  seorang  yang  sabar.  Dialah  sebaik- 


3 


baik  hamba.  Sesungguhnya  dia  amat  taat  (kepada  Tuhannya).  (QS.  Shad: 
41-44) 

Ulama  tafsir  dan  sejarah  mengatakan,  “Pada  mulanya  Ayyub  alaihis 
salam  adalah  seorang  lelaki  yang  memiliki  banyak  harta,  berupa  tanah  yang 
luas,  hewan  ternak  dan  kambing,  yaitu  pada  sebuah  belahan  bumi  yang 
bernama  Tsaniyah,  di  Huran,  yang  terletak  di  negeri  Syam.  Ibnu  Asakir 
berkata,  “Semua  lahan  yang  luas  itu  adalah  miliknya  lalu  Allah  SWT 
menguji  dirinya  dengan  kehilangan  semua  harta  tersebut,  dia  diuji  dengan 
berbagai  macam  ujian  yang  menimpa  tubuhnya,  sehingga  tidak  ada 
sejengkalpun  dari  bagian  tubuhnya  kecuali  ditimpa  penyakit  kecuali  hati 
dan  lisannya.  Dia  selalu  berzikir  dengan  kedua  indra  tersebut,  bertasbih 
kepada  Allah  SWT  siang  dan  malam,  pagi  dan  sore.  Akhirnya  dengan 
penyakit  tersebut  seluruh  temannya  merasa  jijik  terhadapnya,  sahabat 
karibnya  menjadi  tidak  tenang  dengannya.  Setiap  orang  merasa  jijik 
dengannya  baik  kerabat  atau  teman  jauh.  Akhirnya  dia  diasingkan  pada 
sebuah  tempat  pembuangan  sampah  di  luar  kota  tempat  tinggalnya,  dan 
tidak  ada  yang  menemaninya  kecuali  seorang  istrinya,  yang  selalu  menjaga 
hak-haknya  dan  membalas  budi  baik  yang  pernah  dilakukan  terhadap 
dirinya  serta  dorongan  rasa  belas  kasihan  padanya,  dia  bekerja  untuk 
mendapat  upah  dari  orang  lain,  lalu  dia  membelikannya  makanan  dengan 
upah  itu,  dibarengi  dengan  rasa  sabar  melepas  semua  harta  dan  anak, 
bersabar  dengan  penyakit  suami  setelah  hidup  dalam  kenikmatan  dan 
kehormatan  yang  pernah  disandangnya.  Inna  Lillahi  W a Inna  Ilaihi  Roji’un. 
Sebelumnya  dijelaskan  bahwa  sang  istri  bekerja  kepada  orang  lain  untuk 
mengejar  upah  yang  digunakan  utnuk  membeli  makanan  bagi  Ayyub  alaihis 
salam,  lalu  masyarakat  tidak  lagi  membutuhkannya  karena  mereka 
mengetahui  bahwa  wanita  itu  adalah  istri  Ayyub,  mereka  takut  jika  terkena 
dengan  penyakit  yang  menimpa  Ayyub  atau  tertular  dengan  penyakit 
melalui  interaksi  secara  langsung  dengan  sang  istri,  akhirnya  dia  tidak 
menemukan  seorangpun  yang  bisa  memberinya  pekerjaan  yang 
mendatangkan  upah.  Lalu  dia  pergi  menuju  orang-orang  yang  kaya  dan 
menggadaikan  kepang  rambutnya  dengan  dengan  makanan  yang  banyak 
lalu  makanan  itu  dibawanya  kepada  Ayyub  dan  Ayyub  berkata,  “Dari 


4 


manakah  engkau  mendapatkan  makanan  ini?.  Dan  dia  marah  kepadanya. 
Sang  istri  menjawab,  “Aku  telah  bekerja  pada  banyak  orang  dan 
mendapatkan  upah  karenanya.  Lalu  pada  keesokan  harinya  dia  tidak 
menemukan  seorangpun  yang  menyuruhnya  bekerja  dan  akhirnya  dia 
kembali  menjual  belahan  kepangan  rambut  yang  kedua  lalu  membeli 
makanan  dengannya  namun  Ayyub  tetap  mengingkarinya,  bahkan  dia 
bersumpah  bahwa  dirinya  tidak  mau  memakan  makanan  ini  sehingga  sang 
istri  memberitahukan  dari  manakah  dia  memperoleh  makanan  ini.  Akhirnya 
sang  wanita  membuka  kerudung  yang  menutupi  kepalanya,  lalu  pada  saat 
dia  melihat  rambut  istrinya  telah  tercukur  rata  dia  berdo’a: 


9-  £ £ £ ^ * * 

d-O  I $ rv2u  I I 


"(Ya  Tuhanku),  sesungguhnya  aku  telah  ditimpa  penyakit  dan  Engkau 
adalah  Tuhan  Yang  Maha  Penyayang  di  antara  semua  penyayang. " (QS.  Al- 
Anbiya’:  82). 

Lalu  Allah  mendatangkan  pertolongan  -Nya  kepadanya: 


9 


(Allah  berfirman):  "Hantamkanlah  kakimu ; inilah  air  yang  sejuk  untuk  mandi 
dan  untuk  minum.  (QS.  Shad:  42) 

Artinya  Allah  SWT  memerintahkan:  Pukullah  bumi  ini  dengan  kakimu. 
Maka  diapun  melaksanakan  perintah  Tuhan  -Nya,  lalu  Allah  SWT 
memancarkan  mata  air  yang  dingin,  dan  Dia  memerintahkan  kepadanya 
agar  dia  mandi  dan  minum  dari  air  tersebut,  kemudian  Allah  SWT 
menghilangkan  semua  penyakit  dan  penderitaan  yang  menimpa  tubuhnya 
baik  yang  lahir  atau  batin,  dan  Allah  SWT  menggantikannya  dengan 
kesehatan  yang  sempurna  baik  lahir  dan  batin  serta  harta  yang  banyak 
sehingga  limpahan  harta  menghujani  dirinya,  belalang-belalang  dari  emas. 
Diriwayatkan  oleh  Al-Bukhari  di  dalam  kitab  shahihnya  dari  Abi  Hurairah 
RA  berkata:  Pada  saat  Ayyub  mandi  dalam  keadaan  telanjang  tiba-tiba 
belalang  dari  emas  terjatuh  kepadanya  lalu  Ayub  menangkapnya  dengan 
pakaiannya  lalu  Tuhannya  berseru  kepadanya:  Wahai  Ayyub!,  Tidakkah  Aku 
telah  mencukupkanmu  dari  apa  yang  kau  pandang  sekarang  ini?.  Ayyub 


5 


menjawab:  Benar  wahai  Tuhanku  akan  tetapi  aku  tidak  pernah  merasa 
cukup  dengan  keberkahan  yang  engkau  berikan  kepadaku”.1 
Dan  Allah  SWT  mengembalikan  keluarganya  yang  telah  tiada,  sebagaimana 
dijelaskan  di  dalam  firman  Allah  SWT: 


^ Joliiij  jfjfT  '3  (j-0  ‘kL&l  el/Lo"ij  jp4  jjd  t'*  a] 


dan  Kami  kembalikan  keluarganya  kepadanya,  dan  Kami  lipat 
gandakan  bilangan  mereka,  sebagai  suatu  rahmat  dari  sisi  Kami  dan  untuk 
menjadi  peringatan  bagi  semua  yang  menyembah  Allah.  (QS.  Al-Anbiya’:  84) 

Dikatakan  tentang  penafsiran  ayat  tersebut  bahwa  Allah  SWT 
menghidupkan  mereka.  Dalam  perkataan  yang  lain  disebutkan:  Allah  SWT 
memberikan  ganti  rugi  baginya  saat  hidup  di  dunia  dan  pendapat  yang  lain 
berkata  maksud  firman  di  atas  adalah  lain.  Hal  itu  sebagai  kasih  sayang 
Allah  SWT  kepadanya,  dan  belas  kasihan  serta  peringatan  bagi  orang-orang 
yang  beribadah.2 

Di  antara  pelajaran  yang  bisa  dipetik  dari  cerita  Nabi  Ayyub  alaihis  salam 
ini  adalah: 

Pertama:  Beratnya  ujian  Allah  SWT  bagi  Nabi  Ayyub  ‘alaihi  salam. 
Semua  ujian  itu  tidak  menambahkannya  kecuali  kesabaran,  harapan 
pahala  dari  Allah  SWT,  pujian  dan  rasa  syukur  kepada  -Nya,  sehingga 
Ayyub  adalah  sebagai  contoh  dalam  kesabaran,  dia  sebagai  contoh  dalam 
menghadapi  berbagai  penyakit.  Al-Suddy  berkata,  “Semua  kulit  luar  sudah 
berjatuhan  sehingga  tidak  ada  yang  tersisa  kecuali  tulang  dan  urat. 
Diriwayatkan  oleh  Abu  Ya’la  di  dalam  kitab  musnadnya  dari  Anas  bin  Malik 
bahwa  Nabi  Muhammad  SAW  bersabda,  “Sesungguhnya  Nabi  Allah,  Ayyub 
bertahan  dengan  penuh  kesabaran  menghadapi  berbagai  penyakit  dalam 
waktu  delapan  belas  tahun,  dia  ditolak  oleh  kerabat  dekat  dan  jauh  kecuali 
dua  lelaki  dari  saudaranya,  keduanya  selalu  datang  kepadanya  baik  pada 
waktu  pagi  atau  sore.  Suatu  hari,  salah  seorang  dari  mereka  berkata  kepada 
yang  lain:  Apakah  engkau  mengetahui  bahwa  Ayyub  telah  berbuat  dosa 
dengan  dosa  yang  tidak  pernah  dikerjakan  oleh  seorangpun  di  dunia  ini?. 


1 Al-Bukhari:  no:  279 

2 Al-Bidayah  wan  Nihayah:  1/507-509 


6 


Maka  teman  yang  satu  bertanya:  Dosa  apakah  yang  pernah  dilakukan  oleh 
Ayyub?.  Sahabat  itu  berkata:  Sejak  delapan  belas  tahun  dia  tidak  pernah 
dikasihsayangi  oleh  Allah  sehingga  Allah  menyembuhkan  penyakit  yang 
dideritanya.  Lalu  pada  saat  mereka  berdua  pergi  menemui  Nabi  Ayyub  salah 
seorang  shahabatnya  tidak  berasabar  menahan  dirinya  dan  akhirnya 
menceritakan  apa  yang  pernah  didengarnya.  Maka  Ayyub  berkata:  Aku  tidak 
memahami  apa  yang  kalian  katakan,  hanya  saja  Allah  mengetahui  bahwa 
aku  pernah  melewati  dua  orang  lelaki  yang  sedang  bertikai,  lalu  mereka 
berdua  mengingatkan  nama  Allah,  lalu  akupun  kembali  kerumahku  dan  aku 
membantu  keduanya  untuk  menghapuskan  kesalahan  mereka,  karena  aku 
tidak  suk  mereka  menyebut  nama  Allah  kecuali  untuk  suatu  kebenaran...  ”.3 

Diriwayatkan  oleh  Imam  Ahmad  di  dalam  kitab  musnadnya  dari 
Mush’ab  bin  Sa’d  dari  ayahnya  dia  berkata:  Aku  bertanya:  Wahai  Rasulullah 
siapakah  orang  yang  paling  besar  cobaannya?.  Beliau  menjawab:  “Para  nabi, 
kemudian  orang-orang  yang  shaleh,  kemudian  orang  yang  terbaik  dari 
manusia.  Seseorang  akan  diuji  berdasarkan  tingkat  keagamaannya,  jika  dia 
memiliki  agama  yang  tipis  maka  ujiannyapun  diperingan,  dan  jika  dia 
memiliki  agama  yang  kuat  maka  ujiannyapun  akan  ditambah  sehingga 
dirinya  akan  berjalan  di  muka  bumi  ini  tanpa  memiliki  kesalahan”.3 4 

Kedua:  Dikatakan:  Wahai  orang  yang  sedang  diuji,  wahai  orang  yang 
sedang  diuji  pada  harta,  anak-anak  dan  diri  kalian,  bersabarlah  dan 
kejarlah  pahala  dari  Allah  SWT,  sesungguhnya  Dia  pasti  akan  mengganti. 
Allah  SWT  berfirman: 


s'  u*  Q ^ g''  ^ ^ f,  ^ 0 ^ ^ @ ^ Q £ ^ ** 


Dan  sungguh  akan  Kami  berikan  cobaan  kepadamu,  dengan  sedikit 
ketakutan,  kelaparan,  kekurangan  harta,  jiwa  dan  buah-buahan  .Dan 


3 Musnad  Abu  Ya’la:  6/299  no:  3617 

4 Musnad  Imam  Ahmad:  1/172 


7 


berikanlah  berita  gembira  kepada  orang-orang  yang  sabar < (yaitu)  orang- 
orang  yang  apabila  ditimpa  musibah,  mereka  mengucapkan,  "Innaa  lillaahi 
wa  innaa  ilaihi  raaji'uun”.  Mereka  itulah  yang  mendapat  keberkatan  yang 
sempurna  dan  rahmat  dari  Tuhan  mereka,  dan  mereka  itulah  orang-orang 
yang  mendapat  petunjuk.  (QS.  Al-Baqarah;  155-157) 

Ibnu  Katsir  berkata,  “Ini  adalah  peringatan  bagi  mereka  yang  diuji  pada 
jasadnya,  hartanya  dan  anak-anaknya,  dia  memiliki  tauladan  pada  Nabi 
Ayyub  alaihis  salam,  di  mana  Allah  SWT  telah  mengujinya  dengan 
penderitaan  yang  lebih  besar  namun  dia  tetap  bersabar  dan  mengharap 
pahala  dari  Allah  SWT  sehingga  Dia  memberikan  kelapangan  baginya”.5 

Ketiga;  Bahwa  orang  yang  ditimpa  suatu  musibah  lalu  dia 
mengharap  pahala  dari  Allah  SWT  dan  istrija’  (mengucapkan:  Innaa  lillaahi 
wa  innaa  ilaihi  raaji'uun)  maka  Allah  SWT  akan  menggantikannya  dengan 
sesuatu  yang  lebih  baik  dari  apa  yang  telah  terlewatkan,  sama  seperti  apa 
yang  telah  dialami  oleh  Ayyub  alaihis  salam.  Diriwayatkan  oleh  Muslim  di 
dalam  kitab  shahihnya  dari  Ummu  Salamah  bahwa  Nabi  Muhammad  SAW 
berkata  kepadaku,  “ Tidaklah  seorang  muslim  ditimpa  oleh  suatu  musibah 
lalu  dia  mengucapkan  apa-apa  yang  diperintahkan  oleh  Allah,  yaitu 
membaca:  (Innaa  lillaahi  wa  innaa  ilaihi  raaji'uun  Allahumma  Ajirnifi 
mushibati  wakhluf  li  kahairan  minha).  Sesungguhnya  kita  adalah  milik 
Allah  SWT  dan  kepada  Allah-lah  kita  akan  kembali,  ya  Allah  berikanlah 
bagiku  balasan  kebaikan  atas  musibah  yang  menimpaku  dan  berikanlah 
balasan  yang  baik  bagiku”.  Barangsiapa  yang  membaca  do’a  di  atas  maka 
Allah  SWT  akan  menggantikan  baginya  dengan  sesuatu  yang  lebih  baik 
darinya.  Ummu  Salamah  berkata,  “Pada  saat  Abu  Salamah  meninggal  dunia 
aku  berkata:  Siapakah  orang  yang  lebih  baik  dari  Abu  Salamah,  shahabat 
Rasulullah  SAW,  kemudian  Allah  SWT  memberikan  kekuatan  bagiku  untuk 
mengucapkannya  maka  akupun  membacanya.  Ummu  Salamah  berkata: 
Maka  akupun  menikahi  Rasulullah  SAW.6 

Keempat:  Di  dalam  kisah  ini  terdapat  risalah  bagi  para  istri  yang 
beriman  bahwa  mereka  harus  bersabar  menghadapi  suami-suami  mereka 


5 Al-Bidayah  Wan  Nihayah:  1/513 

6 Shahih  Muslim:  no:  918 


8 


yang  menderita  sakit  atau  kemiskinan  atau  cobaan  lainnya,  lihatlah  istri 
Ayyub  alaihis  salam  sebagai  contoh,  dia  sungguh  sabar  dan  mengharap 
pahala  dari  Allah  SWT  sehingga  Allah  SWT  menghilangkan  segala  cobaan 
yang  menimpa  suaminya.  Diriwayatkan  oleh  Imam  Ahmad  di  dalam 
musnadnya  dari  Anas  bin  Malik  bahwa  Nabi  Muhammad  SAW  bersabda, 
“ Tidak  diperbolehkan  seseorang  manusia  untuk  bersujud  kepada  manusia 
yang  lain,  dan  seandainya  diperbolehkan  seseorang  bersujud  kepada 
manusia  yang  lain  maka  sungguh  aku  akan  memerintahkan  wanita  untuk 
bersujud  kepada  suaminya  karena  keagungan  hak  suami  atas  dirinya,  demi 
yang  jiwaku  berada  di  tangan  -Nya  seandainya  dari  ujung  kaki  sang  suami 
terdapat  luka  yang  memancarkan  nanah  dan  darah  kemudian  dia 
meminumnya  sungguh  hal  itu  belum  memenuhi  hak  sang  suami’ .7 

Kelima:  Sesungguhnya  Allah  SWT  manjadikan  bagi  hamba  -Nya  yang 
bertaqwa  jalan  keluar  dan  kelapangan.  Sesungguhnya  Nabi  Ayyub 
bersumpah  untuk  memukul  istrinya  dengan  seratus  cambukan,  Ibnu  Katsir 
berkata,  “Pada  saat  Allah  SWT  telah  menyembuhkan  dirinya,  maka  dia 
diperbolehkan  untuk  mengambil  sekumpulan  kayu,  yaitu  kumpulan  tangkai 
kurma  lalu  dia  memukulnya  dengan  satu  pukulan,  dan  hal  itu  sebagai  ganti 
dari  seratus  pukulan  serta  dengannya  dia  telah  memenuhi  sumpah  dan 
tidak  melanggarnya.  Maka  ini  adalah  salah  satu  bentuk  kelapangan  dan 
jalan  keluar  yang  diberikan  oleh  Allah  SWT  bagi  orang  yang  bertaqwa 
kepada  -Nya  dan  mentaati  -Nya.  Apalagi  terhadap  istrinya  yang  begitu  sabar 
dan  mengharap  pahala  dari  Allah  SWT,  jujur  dan  berbuat  baik  serta 
dewasa.  Oleh  karena  itulah  Allah  SWT  mengakhiri  penderitaan  ini  dan 
menyebutkan  sebabnya  dengan  firmanNya: 

iiji  a!»  jju  i!i 

Sesungguhnya  Kami  dapati  dia  (Ayub)  seorang  yang  sabar.  Dialah 
sebaik-baik  hamba.  Sesungguhnya  dia  amat  taat  (kepada  Tuhannya).  (QS. 
Shad:  44). 


7 Musnad  Imam  Ahmad:  20/65  no:  12614 


9 


Segala  puji  bagi  Allah  Tuhan  semesta  alam,  semoga  shalawat  dan 
salam  tetap  tercurahkan  kepada  Nabi  kita  Muhammad  saw  dan  kepada 
keluarga,  shahabat  serta  seluruh  pengikut  beliau. 


10